BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah karya
sastra lahir dari latar belakang dan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan
eksistensi dirinya. Karya sastra dipersepsikan sebagai ungkapan realitas
kehidupan dan konteks penyajiannya disusun secara terstruktur, menarik, serta
menggunakan media bahasa berupa teks yang disusun melalui refleksi pengalaman
dan pengetahuan secara potensial memiliki berbagai macam bentuk representasi
kehidupan. Selain dalam bentuk tulisan, karya sastra tertulis sering juga
disajikan dalam bentuk audio visual, yakni dalam format film.
Ditinjau dari
segi penikmatnya, karya sastra merupakan bayang-bayang realitas yang dapat
menghadirkan gambaran dan refleksi berbagai permasalahan dalam kehidupan. Berdasarkan fenomena yang terjadi, terdapat
keistimewaan dalam sebuah karya sastra, yakni terdapat berbagai sifat yang
dapat dikaji dengan sebuah teori. Salah satunya yaitu teori feminisme.
Feminisme itu sendiri merupakan adanya dorongan ingin menyetarakan hak
antara pria dan perempuan yang selama ini seolah-olah perempuan tidak dihargai
dalam pengambilan kesempatan dan keputusan dalam hidup. Perempuan merasa
terkekang karena superioritas laki-laki dan perempuan hanya dianggap sebagai
“bumbu penyedap” dalam hidup laki-laki. Adanya pemikiran tersebut tampaknya
sudah membudaya sehingga perempuan harus berjuang keras untuk menunjukkan
eksistensi dirinya di mata dunia.
Adapun salah satu karya sastra dengan format audio visual yang dapat dikaji dengan teori feminisme yaitu film "Ombak Rindu" sutradara Osman Ali. Ombak Rindu merupakan sebuah film genre drama dan cinta dibawah arahan Osman Ali dan mula ditayangkan pada 2011 di Malaysia. Melalui peran tokoh utama perempuan, Izzah, penikmat sastra dapat meninjau sejauh apa feminism berlaku dalam kehidupan perempuan.
1.2 Pembatasan Masalah
Banyaknya
teori yang dapat mengkaji film “Ombak Rindu” sutradara Osman Ali, maka penulis
hanya akan mengkaji karya sastra ini dengan teori feminisme saja.
1.3 Rumusan Masalah
Yang menjadi
perumusan masalah dalam makalah ini yakni bagaimana konsep
teori feminism yang terdapat dalam film
“Ombak Rindu” sutradara Osman Ali.
1.4 Tujuan
Untuk
mengetahui konsep teori feminism yang terdapat dalam film “Ombak Rindu”
sutradara Osman Ali.
BAB II
FEMINISME
2.1 Feminisme
Feminis berasal dari kata ”Femme” (woman), berarti perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan (jamak) sebagai kelas sosial. Tujuan feminis menurut Ratna (2004:184) adalah keseimbangan interelasi gender.[3] Feminis merupakan gerakan yang dilakukan oleh kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan yang dominan, baik dalam tataran politik, ekonomi, maupun kehidupan sosial lainnya.
Pada dasarnya gerakan feminisme ini muncul karena adanya dorongan ingin menyetarakan hak antara pria dan perempuan yang selama ini seolah-olah perempuan tidak dihargai dalam pengambilan kesempatan dan keputusan dalam hidup. Perempuan merasa terkekang karena superioritas laki-laki dan perempuan hanya dianggap sebagai ”bumbu penyedap” dalam hidup laki-laki. Adanya pemikiran tersebut tampaknya sudah membudaya sehingga perempuan harus berjuang keras untuk menunjukkan eksistensi dirinya di mata dunia.
Perbincangan tentang feminisme pada
umumnya merupakan perbincangan tentang bagaimana pola relasi laki-laki dan
perempuan dalam masyarakat, serta bagaimana hak, status, dan kedudukan
perempuan di sector domestik dan publik. [1]
Feminisme (tokohnya disebut Feminis)
adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria. Feminisme berasal dari bahasa Latin, femina atau perempuan.
Istilah ini mulai digunakan pada tahun 1890-an, mengacu pada teori kesetaraan
laki-laki dan perempuan serta pergerakan untuk memperoleh hak-hak perempuan.[2] Feminis berasal dari kata ”Femme” (woman), berarti perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan (jamak) sebagai kelas sosial. Tujuan feminis menurut Ratna (2004:184) adalah keseimbangan interelasi gender.[3] Feminis merupakan gerakan yang dilakukan oleh kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan yang dominan, baik dalam tataran politik, ekonomi, maupun kehidupan sosial lainnya.
Pada dasarnya gerakan feminisme ini muncul karena adanya dorongan ingin menyetarakan hak antara pria dan perempuan yang selama ini seolah-olah perempuan tidak dihargai dalam pengambilan kesempatan dan keputusan dalam hidup. Perempuan merasa terkekang karena superioritas laki-laki dan perempuan hanya dianggap sebagai ”bumbu penyedap” dalam hidup laki-laki. Adanya pemikiran tersebut tampaknya sudah membudaya sehingga perempuan harus berjuang keras untuk menunjukkan eksistensi dirinya di mata dunia.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Sinopsis
Film “Ombak Rindu” sutradara Osman Ali
Film yang diadaptasikan dari novel Ombak Rindu ini mengisahkan
tentang perjalanan cinta dua insan, Izzah (Maya
Karin) dan Hariz (Aaron
Aziz) dari dua dunia yang berbeda. Mereka terpaksa menempuh berbagai
rintangan sebelum menemui kebahagiaan. Izzah adalah gadis kampung yang telah
dijual oleh saudara ayahnya kepada sebuah tempat hiburan malam di Kuala Lumpur
untuk dijadikan pelacur. Seorang pemuda, Hariz anak Datuk Sufiah (Azizah
Mahzan), pemilik perusahaan perdagangan Safiah Catering telah membeli Izzah
dari pemilik tempat hiburan malam tersebut untuk dijadikan perempuan simpanan.
Namun Izzah telah merayu Hariz supaya menikahinya untuk menghalalkan hubungan
mereka.
Hariz setuju dengan syarat Izzah tidak menuntut banyak hal mengenai
hak sebagai isteri. Namun setelah itu, Hariz yang kasar dan temperamen telah
jatuh cinta dengan Izzah yang penuh dengan kelembutan. Hariz kemudian terpaksa
menikahi Mila (Lisa Surihani), teman masa kecilnya setelah didesak oleh Datuk Sufiah dan Mila
yang sangat mencintainya. Selama Hariz koma di rumah sakit akibat kecelakaan
jalan raya, Datuk Sufiah telah mengusir Izzah keluar dari bungalow Hariz dan
merampas kunci mobil dan telefon genggam Izzah.
Setelah keluar dari rumah sakit, Datuk Sufiah memberitahu Hariz
bahwa Izzah telah menjalani hubungan dengan lelaki lain. Hariz yang marah telah
memberitahu Izzah bahwa dia akan menggantungkan pernikahan mereka ketika
bertemu Izzah di rumah Pak Dollah, kerabat keluarga Datuk Sufiah. Izzah
kemudian kembali ke kampungnya. Pak Dollah yang marah dengan Datuk Sufiah telah
membongkar rahasia bahwa Hariz adalah anaknya yang telah diserahkan kepada
suami Datuk Sufiah untuk dijadikan anak angkat serta memberitahu Hariz bahwa
Izzah tidak bersalah. Hariz yang menyesal dan sangat merindukan Izzah kemudian pergi
ke kampung Izzah untuk membujuk supaya kembali kepangkuannya. Mila datang ke
kampung Izzah dan menuntut cerai dari Hariz. Film ini berakhir dengan Izzah dan
Hariz menjalani hidup bahagia tanpa rahasia lagi.
3.2
Analisis
Feminisme tokoh “Izzah” dalam Film Ombak Rindu sutradara Osman Ali
1.
Perempuan
yang baik hati, rajin, dan agamis
Kebaikan hati
seorang wanita tampak pada perilaku ia sehari-hari, baik dia sedang berbicara,
dan bahkan ketika ia sedang beribadah. Seperti yang terdapat dalam cuplikan
film berikut ini:
‘sabar
melayan Hariz yang telah membelinya.’ (18:41)
‘mengaji…’
(22:59)
‘tetap
beribadah di tengah kesedihannya…’ (01:45:34)
2.
Perempuan mempunyai sifat yang tulus dan penuh
kasih sayang
Sifat tulus dan kasih saying meski dalam
menjalani kehidupan Izzah dapat dilihat pada cuplikan film berikut:
‘memandikan
makcik/bibinya yang sakit…’ (04:13)
‘menyerahkan
mahar sebagai tanda terima kasih telah dinikahi Hariz…’ (24:01)
‘penyayang
binatang (kucing)…’ (46:26)
‘menjunjung
tinggi rasa persahabatan…” (58:19)
‘tetap
mengkhawatirkan keadaan suaminy, Hariz, meski dalam keadaan marah…’ (01:15:33)
3.
Perempuan yang tegar
Tetap kuat dalam keadaan sesulit apapun,
terlihat pada cuplikan:
‘mampu
meluluhkan hati Hariz…” (39:00)
‘tetap tegar setelah melihat berita mengenai
calon madunya, Mila…” (47:54)
‘membawa diri ketika pernikahan Hariz dan Mila
berlangsung…’ (56:15)
‘menepati janjinya kepada Hariz untuk tidak
banyak menuntut…” (01:03:50)
4.
Perempuan yang setia
‘menjaga mahar pemberian Hariz…” (59:12)
5.
Perempuan yang pemaaf
Sifat lembut dan pemaaf Izzah yang terlihat
pada cuplikan:
‘mempertahankan anak Hariz yang dikandungnya
meski Hariz telah membuangnya…’(01:39:48)
‘memaafkan Hariz secara langsung…’ (01:50:42)
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari setiap
cuplikan film yang merupakan simpulan dari analisa feminisme pada tokoh Izzah,
dapat disimpulkan bahwa feminisme sangat berlaku untuk pertahanan posisi
perempuan dan kekuatan yang ia miliki dalam menghadapi berbagai permasalahan
rumit yang terjadi pada hidupnya.
Hal ini sesuai
dengan pengertian feminis berasal dari kata feme (woman), berarti perempuan (tunggal) yang
berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan (jamak), sebagai kelas
sosial. Dalam hubungan ini perlu dibedakan antara male dan female (sebagai
aspek perbedaan biologis, sebagai hakikat alamiah), masculine dan feminine
(sebagai aspek perbedaan psikologis dan kultural).
Dalam menilai karya sastra, cara yang sering dipakai
adalah analisa secara tekstual. Salah satu bentuk yang lain yang juga digunakan
dalam memahami karya sastra adalah analisis tekstual feminis. Analisis tekstual
feminis mengandung dua hal yang penting yaitu analisis tekstual dan analisis
feminis.
4.2 Saran
Dengan adanya pembahasan-pembahasan di atas, semoga dapat menambah pengetahuan tentang Ilmu Teori Sastra khususnya
dalam kajian Feminisme. Pada akhirnya apabila dalam
pembahasan tersebut masih ada kekurangan, pemulis harapkan adanya kritik yang
sifatnya membangun, guna memperbaiki pembahasan-pembahasan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Muslikhati,
Siti. 2004. Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan dalam Timbangan Islam.
Jakarta: Gema Insani. Hal: 17
Ratna, Nyoman
Khuta.2004. Teori, Metode, dan Teknik
Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta
[1]
Muslikhati, Siti. 2004. Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan dalam Timbangan
Islam. Jakarta: Gema Insani. Hal: 17
[3] Ratna, Nyoman Khuta.2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta. Hal: 184
Sedikit cuplikan Film Ombak
0 komentar:
Post a Comment